Baru‑baru ini, sejumlah potongan video lama beredar luas di media sosial menampilkan momen wawancara antara Zulkifli Hasan (saat menjabat Menteri Kehutanan, 2009‑2014) dan aktor Hollywood Harrison Ford, di tengah kontroversi kerusakan hutan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Video tersebut, yang pertama kali tayang dalam dokumenter sekitar tahun 2013/2014, kini kembali viral seiring meluasnya opini bahwa kebijakan kehutanan masa lalu ikut berkontribusi terhadap krisis lingkungan dan bencana alam terkini.
Apa Isi Wawancaranya?
Dalam potongan dokumenter itu, Harrison Ford yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan menyampaikan fakta mengejutkan: bahwa hutan di Tesso Nilo dan sejumlah wilayah di Sumatera telah rusak parah. Ia menemukan jejak penebangan liar, jalan ilegal, hingga lahan terbakar bukti konkret bahwa sekitar puluhan hingga ratusan ribu hektar kawasan hutan sudah tergerus.
Ford kemudian bertanya keras kepada Zulkifli Hasan, menyoal apakah pemerintah bisa menjamin habitat alami dan ekosistem tetap terlindungi, atau apakah ada konflik kepentingan antara bisnis dan politik di balik eksploitasi hutan.
Respons Zulkifli pada saat itu berupa senyuman dan pernyataan bahwa Indonesia “baru saja melewati fase reformasi” dan “masih dalam proses berdemokrasi” kemudian memancing kemarahan Ford. Dengan nada tegas, Ford menyela: “Itu tidak lucu.” Perbedaan reaksi ini menjadi salah satu momen paling diingat dari wawancara tersebut.
Kenapa Video Itu Viral Kembali Sekarang?
- Baru‑baru ini terjadi bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatera, yang memakan korban jiwa dan mengancam ribuan rumah. Banyak orang di media sosial lalu mengaitkan bencana tersebut dengan sejarah deforestasi dan perambahan hutan termasuk kebijakan pada era Zulkifli. Viral video lama dianggap sebagai “bukti” bahwa kerusakan lingkungan di masa lampau kini berdampak nyata.
- Banyak netizen merasa video itu mengungkap “dua wajah” pemerintah: di satu sisi memberi izin lahan/izin hutan; di sisi lain muncul sebagai pejabat yang bertanggungjawab secara publik. Respons Zulkifli dianggap tak seimbang tawa dan pernyataan ringan dianggap meremehkan krisis yang terjadi.
Kilas Balik dan Klarifikasi Terbaru
Menanggapi kembali viralnya video itu, Zulkifli Hasan baru‑baru ini buka suara lagi. Ia menyatakan bahwa narasi dari dokumenter tersebut diedit secara selektif klaim dia bahwa ia “tidak sepenuhnya diwakili” dalam potongan video yang beredar. Dia menekankan bahwa konteks waktu, kebijakan, dan regulasi di masa itu berbeda.
Namun kritik dari publik tetap tajam. Banyak yang menuntut transparansi lebih jauh dari izin lahan, proses penegakan hukum terhadap penebangan ilegal, hingga evaluasi ulang kebijakan kehutanan masa lalu. Bagi mereka, video tersebut bukan sekadar nostalgia melainkan pengingat bahwa keputusan dulu bisa berdampak panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.
Kenapa Ini Penting Sekali?
Kasus ini membuka kembali debat besar tentang hubungan antara kebijakan kehutanan, alih fungsi hutan, dan bencana lingkungan terutama di daerah rawan seperti Sumatera. Wawancara lama dan kisah sejarah jadi sorotan ulang. Bagi banyak orang, video itu menjadi simbol bahwa pemerintah dan masyarakat perlu lebih berhati‑hati dan bertanggung jawab atas pengelolaan hutan.
Sementara bagi pejabat terkait, ini jadi pelajaran bahwa langkah masa lalu bisa terus dihitung, terutama jika kepentingan publik dan kelestarian lingkungan dipertaruhkan.